Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi

Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi


Manusia melakukan berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Anda dapat melihat berbagai aktivitas ekonomi yang dilakukan orang di sekitar. Misalnya, pedagang makanan, penjual alat elektronik, atau kegiatan membuat barang dan jasa, seperti pabrik pesawat, bengkel, dokter, dan pengembang perumahan (developer).
Di sisi lain pengguna atau pembeli barang dan jasa juga banyak terdapat di sekitar Anda. Semuanya melakukan berbagai aktivitas yang jika diperhatikan memiliki keterkaitan dan kebergantungan. Hal tersebut menunjukkan adanya saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, baik itu pengguna, penjual, atau penyedia barang dan jasa.


Kegiatan Ekonomi


1.  Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Kegunaan suatu barang akan bertambah, jika memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Misalnya, butik, pabrik sepatu, pabrik bola, riunah sakit, sekolah, dan rumah produksi film atau sinetron.

Fungsi ilmu ekonomi dalam kegiatan produksi, yaitu memilili bagaimana sumber daya faktor produksi dapat dikombinasikan dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan output yang murah (least cost) dan berkualitas. Dalam memproduksi sebenarnya perusahaan dibatasi oleh pengguna sumber daya modal, tenaga kerja, tempat (ruang), teknologi dan waktu.

Faktor-Faktor Produksi


Faktor produksi adalah unsur-unsur yang digunakan dalam proses produksi. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja manusia, sumber daya modal, dan sumber daya keahlian.

1) Sumber Daya Alam


Faktor sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang disediakan oleh alam guna memenuhi kebutuhan. Misalnya, tanah, tumbuhan, hewan, udara, air, sinar matahari, dan emas. Dalam menggali dan memanfaatkan sumber daya alam, manusia harus mampu memelihara dan mengembangakannya agar sumber daya tersebut tidak cepat rusak dan habis.

2) Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia merupakan semua kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dipakai dalam proses produksi. Faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia merupakan faktor produksi asli karena tersedia di alam secara langsung.

3) Sumber Daya Modal


Modal adalah barang atau hasil produksi yang digunakan imtuk menghasilkan produk selanjutnya. Faktor produksi modal dapat dikategorikan sebagai berikut.

a)    Bentuk Modal

Modal nyata (modal konlcret) adalah modal yang dapat dilihat secara kongkret dalam proses produksi. Contohnya, mesin, bahan baku, dan gedung pabrik.

Modal tidak nyata (modal abstrak) adalah modal yang tidak dapat dilihat, tetapi memiliki nilai dalam perusahaan. Contohnya, nama baik perusahaan {goodwill) dan merek produk.

b) Manfaat dalam Proses Produksi


Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi. Contohnya, gedimg dan mesin-mesin pabrik.

Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi, contohnya bahan baku dan bahan pembantu.

4) Sumber Daya Keahlian atau Kewirausahaan


Sumber daya keahlian adalah faktor produksi yang mengatur dan mengombinasikan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien. Faktor sumber daya modal dan faktor sumber daya keahlian (skill) merupakan faktor produksi turunan karena tersedia melalui proses pengelolaan atau tidak langsung ada.

Teori Perilaku Produsen


Produsen sangat erat kaitannya dengan konsumen karena tanpa konsumen kegiatan produsen untuk memproduksi barang dan jasa menjadi tidak berguna. Bagi seorang produsen ada berbagai alternatif yang dapat dipilih dalam mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan produksi yang efesien (lost cost combination). Hal sederhana yang bisa dilakukan untuk memilih kombinasi faktor produksi adalah dengan melalui pendekatan produk total (total product), produksi marjinal (marginal product), pendapatan total (total, revenue) dan pendapatan produk marjinal (marginal revenue product).

1) Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
Hukum hasil pertambahan nilai yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal returns) menyatakan apabila faktor variabel produksi ditambah, sedanglcan faktor produksi lain tetap, tambahan produksi (marginal product) akan mulai menurun.

Misalkan, seorang produsen sepatu ingin mengetahui berapa pegawai yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi yang optimal. Hubungan antara jumlah pegawai dan jumlah produksi sepatu yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel Hubungan Jumlah Pegawai dan Produksi Sepatu berikut :
Produksi pada saat awal dengan seorang pegawai mampu menghasilkan 5 unit sepatu dengan ditambah pegawai produksi sepatu bisa bertambah. Misalnya, dengan menambah pegawai menjadi 5 orang produksi sepatu menjadi 80 unit. Namun, pada posisi jumlah pegawai 8 orang produksi mencapai maksimal apabila jumlah pegawai ditambah lagi. Misalnya, 9 orang produksi sepatu malah menurun. Hubungan antara penggunaan pegawai dengan produksi sepatu digambarkan pada Grafik Total Produk Produksi Sepatu.

Pertanyaannya, berapa banyak pegawai yang akan digunakan oleh produsen sepatu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu ketahui berapa tambahan produksi sepatu yang diperoleh setiap kali penambahan pegawai 1 orang. Perbandingan penambahan produksi sepatu dan penambahan pegawai inilah yang disebut sebagai produksi tambahan {marginalproduct) yang bisa dibuat model matematikanya sebagai berikut.

Secara grafik, produk marjinal dapat digambarkan pada Grafik Produk Marjinal (MP) Produksi Sepatu.
Berdasarkan Grafik Produk Marjinal (MP) tersebut sampai dengan penggunaan pegawai 5 orang produksi marjinal sepatu naik; antara penggunaan pegawai 5 orang dan 8 orang total produksi tetap positif; penggunaan lebih dari 8 orang menjadi negatif. Oleh karena itu, terdapat 3 daerah produk marjinal, yaitu produk marjinal naik (increasing marginal returns), produk marjinal turun (diminishing marginal returns), dan produk marjinal negatif (negatif marginal returns). Gambaran produk marjinal yang awalnya naik kemudian menurun inilah yang disebut sebagai hukum hasil pertambahan nilai yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal returns).
Berikut Grafik yang menggabungkan Grafik Total Product dan Grafik Marginal Product.

 2) Konsep Pendapatan Marjinal

Selain menggunakan prinsip the law of diminishing marginal returns (penambahan hasil yang semakin menurun) untuk mengetahui berapa penambahan pegawai yang optimal, diperlukan satu konsep lagi, yaitu konsep pendapatan marjinal (marginal revenue product), yaitu tambahan pendapatan total sebagai akibat dari penambahan faktor produksi. Dengan demikian, Marginal Revenue Product (MRP) adalah Marginal Product (MP) dikalikan dengan Harga Produk (P).
MRP = MP x P

Keterangan:
MRP    = Penambahan pendapatan total
MP    = Selisih penambahan produk
P    = Harga produk

Misalnya, harga sepatu Rp26.250. Kemudian, gaji pegawai Rp20.000. Apakah dengan produsen menggunakan pegawai 5 akan optimal? Jawabannya belum karena pada jumlah pegawai 6 orang nilai penambahan penerimaan (MRP) lebih tinggi jika dibandingkan penambahan gaji pegawai. Berikut disajikan contoh tabel konsep pendapatan marjinal.

Tabel Jumlah Pegawai dan Pendapatan Marjinal

SituasiJumlah PegawaiProduk Marjinal (Unit)Marginal Revenue Product (Ribuan)
A15100
B210200
C315300
D425500
E530600
F620400
G75100
H800
I9-5-100
Dengan demikian, Jika MRP lebih besar dari biaya faktor produksi produsen sepatu akan menambah penggunaan pegawai, sebalikiiya jika MRP lebih kecil dari biaya, produsen akan mengurangi pegawai. Penggunaan pegawai yang optimal ketika MRP sama dengan biaya.

Postingan populer dari blog ini

Unsur Pengaman Uang Rupiah, Alat Pembayaran Yang Sah

Pengelolaan Keuangan, Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan, Pengertian Pengelolaan Keuangan, Tujuan Pengelolaan Keuangan, Tahapan Pengelolaan Keuangan

Hukum Permintaan dan Penawaran serta Asumsi-Asumsinya, Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran